Rabu, 27 Desember 2017

Bird Watching di Gede Pangrango


Brid Watching In Gunung Gede Pangrango 

Destinasi wisata Gunung Gede Pangrango, Cianjur, Jawa Barat terkenal sagat instagramable. Tak percaya? Coba cek Instagram dengan hashtag: #GunungGede #GunungGedePangrango #GunungGede2958Mdpl #GunungGedePangrango2958Mdpl #GunungGedeBogor. Melihatya dijamin melongo!
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan satu dari lima taman nasional pertama di Indonesia yang diumumkan Menteri Pertanian tanggal 6 Maret 1980.  Luasnya 15.196 hektar. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 174/Kpts-II/2003 tanggal 10 Juni 2003 luasnya bertambah menjadi 21.975 hektar. Kawasan konservasi yang terletak di Provinsi Jawa Barat dan meliputi tiga kabupaten ini (Bogor, Cianjur, dan Sukabumi), merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis pegunungan Pulau Jawa. Tipe vegetasinya, berdasarkan ketinggian dan perbedaan tumbuhan, dibagi tiga zona: Sub-montana (1.000-1.500 m dpl), Montana (1.500-2.400 m dpl), dan Sub-Alpin (2.400-3.019 m dpl).
Data fauna TNGGP menunjukkan, di wilayah ini terdapat sekitar 300 jenis serangga, 260 jenis burung (dari 400 jenis burung di Pulau Jawa), 110 jenis mamalia, 75 jenis reptil, 20 jenis amphibi, serta 1.500 jenis tumbuhan berbunga. Khusus bagi pengamatan burung (Birdwatching) sekaligus wisata lainnya, TNGGP menyediakan jalur pengamatan burung yang mudah diakses dan berujung dekat dengan air terjun Ciberureum. Pengunjung bisa sekaligus menikmati keindahan air terjun.
TNGGP merupakan rumah bagi keberadaan burung raptor seperti elang hitam (Ictinaetus malayensis), elang-ular bido (Spilornis cheela), atau elang jawa (Nisaetus bartelsi) kerap terlihat, terutama saat hari cerah. Selain itu jenis-jenis burung semak seperti kacamata gunung (Zosterops montanus), sikatan ninon (Eumyias indigo), juga sikatan biru-putih (Cyanoptila cyanomelana), tepus gelagah (Timalia pileata), tepus pipi-perak (Stachyris melanothorax), cikrak mahkota (Phylloscopus coronatus), dan cikrak muda (Seicercus grammiceps). Dengan kondisi dimana masih cukup banyak species burung di ekosistem TNGGP tersebut maka melakukan pengamatan burung (Bird Watching) di lokasi ini menjadi salah satu pilihan terbaik dan tentunya sangat menarik serta menyenangkan. Pengunjung juga dapat melakukan pengamatan satwa lainnya selain burung. Beberapa jenisnya yang terhitung langka, endemik atau terancam kepunahan, di antaranya, adalah owa jawa (Hylobates moloch), lutung surili (Presbytis comata), bajing terbang (Hylopetes bartelsi), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), lutung budeng (Trachypithecus auratus), teledu sigung (Mydaus javanensis), tupai akar (Tupaia glis), tupai kekes (T. javanica), bajing-tanah bergaris-tiga (Lariscus insignis) dan lain-lain.

Apa yang akan Anda lakukan?
Peserta didampingi fasilitator/pengamat burung, diajak mengunjungi spot bird watching di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Kegiatan ini sangat menarik dan menyenangkan dimana peserta akan mengenal berbagai jenis burung, kebiasaan atau cara hidup burung di tengah habitatnya, selain itu khusus bagi peserta yang menyiapkan gear photography kegiatan ini akan sangat berharga, karena tentunya dapat sekaligus mengabadikan keanekaragaman hayati dan fauna khususnya burung liar di habitat aslinya, di tengah rimbunnya hutan hujan tropis TNGGP.
Gunung Gede Pangrango masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980 

Liburan sebentar lagi tiba, ayo nikmati liburan kali ini dengan nuansa yang berbeda dari biasanya. Pastikan Anda melewatkan liburan dengan kesan mendalam.
KLIK DISINI! untuk info selengkapnya
Read More